KMS (KARTU MENUJU SEHAT)

1.      Definisi  KMS
a.       KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. (Julina, 2017)
b.      KMS singkatan dari Kartu Menuju Sehat adalah suatu alat atau tempat mencatat berat badan anak dibawah 5 tahun (balita) setiap kali ditimbang setiap bulan secara teratur. Berat badan ini dibubuhkan pada KMS bentuk sebuah titik (.). titik ini disebut titik berat badan, anak balita perlu ditimbang badannya setiap bulan agar pertumbuhan dapat diikuti secara seksama melalui grafik berat badan yang merupakan rangkaian titik-titik berat badan dari bulan ke bulan. (Suryanah, 1996)

2.      Tujuan KMS
a.       Sebagai alat pengontrol pertumbuhan berat badan anak.
b.      Sebagai alat untuk mengetahui keadaan kesehatan anak
c.       Sebagai alat mengetahui gizi anak. (Julina, 2017)

3.      Fungsi KMS
Fungsi utama dari KMS menurut (Maulidia, 2015) yaitu:
a.       Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
b.      Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat kesehatan kehamilan, riwayat persalinan, pemeriksaan nifas, pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemeriksaan neonatus, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.
c.       Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan.
4.      Cara Pengisian KMS
a.       Pada waktu penimbangan pertama kali, supaya mengisi kolom identitas dan kolom bulan sesuai kolom yang tersedia.
b.      Catat semua kejadian yang dialami/diderita anak, imunisasi, kesakitan dan alin-lain.
c.       Hasil penimbangan pertama diberi titik pada batas garis tegak (bulan) dengan garis datar berat badan. (Suryanah, 1996)

5.      Menentukan status pertumbuhan anak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu menilai garis pertumbuhannya atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan kanaikan berat badan minimum (KBM).



6.      Interprestasi pertumbuhan balita dengan KMS
     Menurut Depkes R.I (2001) pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dibuhungkan dengan sebuah garis(Roseliana, 2013).
a.    Balita naik berat badannya bila:
1.    Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna
2.    Balita tidak naik berat badannya bila:
·         Garis pertumbuhan turun atau garis pertumbuhannya mendatar
·         Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.
3.    Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke puskesmas/ rumah sakit.
4.    Berat badan balita tiga bulan berturut turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan sehingga harus langsung di rujuk ke puskesmas/rumah sakit.
5.    Balita tubuh baik bila, garis berat badan anak setiap bulannya.

Adnyana, S. (2014). Perbedaan Status Gizi Balita Berdasarkan Frekuensi Kunjungan. Jurnal Bina Praja, Volume 6 Nomor 3 Edisi .
Auliana, R. (2011). GIZI SEIMBANG DAN MAKANAN SEHAT UNTUK ANAK USIA DINI. Islamic Baby School Playgroup and Child Care “Rumah Ibu” .
Child Growth And Growth Charts In The Early Years. (2013 ). Child Growth .
Hastaty. (2015). PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat .
Iswarawanti, D. N. (2010). PERANAN DAN TANTANGAN PEMBERDAYAANNYA DALAM USAHA PENINGKATAN GIZI ANAK DI INDONESIA. JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN .
Julina. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Prasekolah . Yogyakarta: Deepublish.
Kemenkes, R. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Kartu Menuju Balita (KMS) Bagi Balita. Jakarta: Kadarzi (keluarga sadar gizi).
Konseling, K. (2018). Paket Pemberian Konseling Makan Bayi dan Anak. Boklet Pesan Utama .
Maulidia. (2015). Sistem Informasi KMS (Kartu Menuju Sehat) (Studi Kasus : UPTD Puskesmas Kecamatan). Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi .
Ogunrinade. (2014). The Incidence of Malnutrition in Children (Age 0 – 5 Yrs). Journal of Agriculture and Life Sciences .
R.I Depkes dan IDAI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Depkes R.I.
Rahim, F. K. (2014). Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan Masyaraka .
Roseliana. (2013). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kartu Menuju Sehat Balita Di Puskesmas Ciputat timur Kota Tangerang Selatan. Falkutas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak . Jakarta: EGC.
Subakti, Y. (2007). Ensiklopedia Calon Ibu. Jakarta: Qultum Media.
Sukamti, E. R. (1994). PENGARUH GIZI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN. Cakrawala Pendidikan Nomo 3 .
Suryanah. (1996). Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.
Tsedeke. (2016). Prevalence of Acute Malnutrition (Wasting) and Associated Factors among Preschool Children Aged 36-60 Months at Hawassa Zuria, South Ethiopia: A Community Based Cross Sectional Study. Journal of Nutrition & Food Sciences .

Komentar